Sedia payung sebelum hujan. Besiap-siaplah untuk segala kemungkinan. Kebenaran pepatah ini masih belaku sampai saat ini. Selagi masih dapat bekerja, seseorang menyisihkan sebagian penghasilannya untuk mengantisipasi masa tua saat tidak mampu bekerja lagi sehingga terhinda dari kesulitan hidup. Melalu perumpamaan lima gadis bijak dan lima gadis bodoh, Yesus mengingatkan kehidupan rohani kita juga siap sedia mengatisipasi kedatangan Tuhan yang kedua kali yang tak dapat diduga. Lima gadis bijak menanti mempelai pria dengan pelita dan minyak, sedangkan lima gadis bodoh tidak membawa minyak dan terlambat menyadarinya sehingga tuidak dapat mengikuti pesta bersama lima gadis bijak. Apa maksud pelita dan minyak? Pelita adalah emas dan minyak ibarat doa, firman Tuhan dan sakramen-samramen. Kesepuluh gadis itu beriman kepada Tuhan. Bedanya, lima gadis bijak beriman disertai tekun berdoa, membaca Firman dan menerima sakramen-sakramen’ Orang seperti itulah yang akan diterima Yesus dalam pesta abadi di Surga. Kita termasuk yang mana? Seperti lima gadis bijaksana? Tetaplah bertekun. Atau seperti lima gadis bodoh? Sungguh sayang, beriman dan percaya kepada Yesus saja belum cukup. Iman harus diwujudkan dalam dia, membaca Firman, merenungkan dan mengamalkanna, serta menerima sakramen-sakramen. Segeralah terima Skaramen Tobat, EKaristi, baca Firman Tuhan dan bertekun dalam doa. Dengan demikian iman kita tetap hidup, hingga Tuhan memanggil kita. Sumardi – Petugas Pembatu Pembagi Komuni Kudus Stasi St Philipus Arengka Ujung
Ambilsetengah sudu kecil minyak Habbatus Sauda' dan titikkan satu titik minyak ke dalam telinga. 8. Keguguran rambut Sapukan limau pada seluruh kulit kepala, biarkan selama 15 minit dan basuh dengan air dan syampu dan keringkan sepenuhnya. Selepas itu, sapukan minyak Habbatus Sauda' kepada seluruh kulit kepala dan ulangi selama seminggu. 9Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Mata sebagai pelitaDalam salah satu ajaran iman Kristiani yang termuat di dalam Injil Matius, sering kita jumpai suatu kalimat yang berbunyi "Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu; jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu." bdk Matius 622-23.Kalimat tersebut merupakan kalimat yang sarat akan makna. Keberadaan mata sebagai bagian dari anggota tubuh manusia, nyatanya memberi pengaruh yang teramat sangat bagi manusia sendiri. Bagaimana tidak? Tindakan, keputusan, ucapan, tingkah laku, dan perbuatan yang manusia tampilkan maupun sembunyikan, merupakan sesuatu yang bersumber dari apa yang manusia lihat; dari mata yang manusia sebagai pelita memberi suatu pengertian bahwa mata menjadi penggerak utama yang menggerakan anggota tubuh lain manusia untuk bergerak. Mata mempunyai fungsi yang teramat urgent bagi seluruh anggota tubuh yang lain. Karena melalui mata, seluruh anggota tubuh dapat mengetahui tugas apa yang harus ia lakukan. Contoh saja kaki. Dengan bantuan mata, tubuh manusia bisa menghindari batu besar yang sedang menghalangi jalannya. Ketika mata menjalankan fungisnya melihat keadaan di sekitar, kaki akan menggerakkan tubuh untuk berpindah ke tempat yang lain agar tubuh tidak mengalami benturan dengan batu besar tersebut. Lebih dari itu. Filsuf asal Perancis Jean Paul Sartre juga dengan sangat baik "melukiskan" arti dari sebuah tatapan mata. Baginya tatapan mata memiliki simbol keberanian yang bersifat menantang atau melawan, mempermalukan, mengekang, dan menjajah. Dengan kata lain, mata memampukan seseorang untuk menguasai serentak dikuasai. Di satu sisi mata bisa menjadi penguasa atas segala sesuatu yang dijumpainya dan bisa menjadi tak berkuasa di satu sisi. Mata menjadi pengendara atas tubuhnya dan menentukan bagaimana cara tubuh harus sebagai sebuah pelita, kualitas dari bagaimana ia memberi terang sangat ditentukan dari seberapa besar kuantitas minyak yang ada pada pelita. Semakin banyak minyak yang ada, semakin baguslah kualitas cahaya yang dihasilkan oleh pelita tersebut. Sebaliknya semakin sedikit kuantitas minyak yang dimiliki pelita, maka semakin minim pulalah kualitas cahaya yang dihasilkan oleh pelita. Kuantitas mempengaruhi dari itu penting bagi manusia untuk meningkatkan kualitas pelitanya; meningkatkan cara pandangnya. Yakni dengan cara meningkatkan kuantitas minyaknya. Cara pandang yang sempit dan tidak terbuka luas, hanya akan membawa manusia pada pengetahuan yang gelap; sesat dan tak tahu arah. Kesesatannya itu akan membuat orang lain dan dirinya sendiri berada pada ketidakpastian yang membinasakan. Sedangkan orang yang dengan cara pandang yang luas memiliki kuantitas minyak yang memumpuni akan menuntun dia dan juga orang lain pada jalan yang benar. Ia akan mencapai kesempurnaan hidup, sebab berkat matanya yang adalah pelita yang telah bersinar dengan sangat terang akibat cukupnya persediaan minyak, membantunya menemukan jalan yang benar dan menghindarkannya dari kesesatan melihat jalan akibat kegelapan yang teramat sangat."Melihat" MotoGP dan Pawang HujanDalam beberapa hari terakhir topik berita mengenai perhelatan MotoGP di Mandalika pada Minggu, 20 Maret 2022 yang lalu, menjadi suatu topik yang hangat diperbincangkan banyak orang, terkhususnya oleh warga masyarakat Indonesia. 1 2 Lihat Sosbud Selengkapnya
3Minyak Zaitun Ilustrasi. Foto: Everyday Health Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuhUrr3geC.